Senin, 29 Oktober 2012

Konsultan Ngawur : Inspirasi Dari Beragam Peristiwa


Sidang Pembaca Blogger Yang Budiman…

Yang pertama saya harus minta maaf yang sebesar-besarnya apabila kehadiran blog ini dianggap sangat terlambat, tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau dinilai tidak sesuai deadline, dianggap melanggar (kalau ada) kode etik Dewan Blogger Indonesia, atau jika blog ini dituding dapat mengganggu stabilitas dan keamanan para gerombolan koruptor yang berhimpun dalam Assosiasi Aparatur Negara Penyelenggara Korupsi.


Sesuai dengan nama domainnya, Konsultan Ngawur sudah dapat dipastikan bukan sejenis makanan siap saji, juga bukan bagian dari produk industri makanan jenis lainnya. Namun demikian, Konsultan Ngawur juga bukan kumpulan setan gentayangan, bukan kantor advokat pembela para koruptor, bukan lembaga negara penyelenggara korupsi, bukan perhimpunan orang-orang partai politik berhaluan pragmatis dan membabi-buta, juga bukan gerombolan aparatur penyelenggara negara yang gak becus mengurus negara. Konsultan Ngawur bukanlah apa-apa dan tidak memiliki potensi yang membahayakan kursi kepresidenan, kursi menteri, kursi pimpinan parpol, kursi goyang, bahkan tidak berbahaya juga bagi kursi reyot tukang cukur keliling dan kursi panjang warung Tegal atau kursi siapa pun  --  karena pemilik tunggal lisensi dan “brand merk” Konsultan Ngawur sudah punya kursi sendiri yang dibeli dari uang yang dijamin halal dan bukan hasil korupsi.


Konsultan Ngawur adalah inspirasi yang menyeruak dari bermacam peristiwa keseharian yang dihadapi banyak kalangan masyarakat, dengan beragam dimensinya yang sangat luas, yang mencakup aspek-aspek sosial, politik (politik pragmatis dan membabi-buta, sampah-sampah produk politik, dan kebijakan politik ngawur yang sangat tidak bijak), ekonomi masyarakat yang sungsang-sumbel, budaya hedonis, dan lain sebagainya, dlsb., dlsb., dlsb. Konsultan Ngawur bukan sebuah keajaiban yang tiba-tiba saja jatuh dari langit dan pasti tidak mahir mengeluarkan mantra-mantra atau sihir sejenis “abrakadabrak” untuk menjawab banyak persoalan yang muncul akibat salah membuat kebijakan atau yang berorientasi ngawur. Soal lainnya, karena Konsultan Ngawur memang bukan konsultan sungguhan (bukan sejenis advokat atau advisor). Tugasnya di blog ini cuma sekedar bertutur atau bercerita tentang beragam warna kehidupan manusia di negeri ngawur. Mulai dari soal warna cinta yang ngawur hingga warna pengkhianatan yang benar-benar ngawur, dan tentu saja dengan pelbagai dimensinya (sosial, politik, ekonomi, budaya, dlsb.). Meskipun domain-nya ngawur, tapi semua tutur kata dan ceritanya merupakan inspirasi dari beragam peristiwa nyata yang sungguh dialami oleh banyak kalangan masyarakat manusia, dan bukan bersumber dari kandang Kebon Binatang Ragunan.


Singkat kata : Konsultan Ngawur memang bukan konsultan sungguhan. Tapi bukan produk kebijakan pemerintah, bukan milik gerombolan penjahat yang masuk dalam jenis kategori Extra Ordinary Crime semisal koruptor atau bandar narkokbrut (istilah baru buat narkoba), juga bukan milik gerombolan maling jemuran atau jenis-jenis gerombolan kriminilitas lainnya. Konsultan Ngawur milik seorang pengangguran yang benar-benar kurang kerjaan. Menyandang status pengangguran yang bukan keinginan dari diri sendiri ini juga bukan nasib buruk yang jatuh dari langit, melainkan sebagai akibat dari banyaknya produk kebijakan yang serba ngawur dan bersubstansi pada aras persoalan salah urus negara.


Konsultan Ngawur lahir dalam bentuk blog (cybernet) dalam kondisi yang serba telat, serba ketinggalan, dan serba gaptek. Sebagai sebuah inspirasi yang terprovokasi oleh bermacam peristiwa ngawur yang muncul akibat adanya kebijakan ngawur, blog Konsultan Ngawur dipaksa untuk berpikir dan bersikap ngawur untuk bertutur dan bercerita tentang hal-hal yang masuk dalam kategori ngawur. Blog Konsultan Ngawur adalah produk peradaban negeri ngawur dan ngelantur. Oleh karena itu, eksistensinya (keberadaannya) tidak pernah di atur di dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, atau apa pun namanya sebagai sebuah produk kebijakan politik dari orang-orang yang selama ini bangga dengan posisi politiknya dan selalu punya stock/cadangan nafsu serta ambisi yang berlimpah untuk sekedar menjadi aparatur penyelenggara negara, yang akhirnya makin menambah panjang daftar persoalan yang substansinya adalah ngawur, sehingga banyak persoalan sesungguhnya dapat dibedah dan dicarikan jalan keluarnya secara rasional malah menjadi ngawur, menjadi aneh bin ganjil.


Walaupun tidak memiliki legalitas hukum dan bukan konsultan resmi dan tersumpah namun sebelum lahir dalam bentuk blog (cybernet) Konsultan Ngawur sudah memiliki “perjalanan ngelantur” yang sangat panjang dalam konteks pelayanan masyarakat secara gratis dan cuma-cuma. Bahkan, meskipun sekarang masuk dalam habitat pengangguran, aktifitas Konsultan Ngawur bisa dibilang cukup padat, jika tidak boleh dibilang merepotkan. Cakupan area kerjanya sangat luas dengan beragam masyarakat yang membutuhkan 1001 macam jenis konseling atau sekedar ngobrol-ngobrol seenak udel tanpa beban. Ruang konsultasi (konseling) bisa dimana saja, kadang di tengah kepadatan pasar tradisional atau modern yang banyak tersebar di seantero Jabodetabek, kadang di warteg, di warung kopi, kadang bahkan sambil duduk di pinggir jalan raya yang banyak dilewati oleh bermacam jenis kendaraan yang lalu-lalang dengan kecepatan tinggi, kadang malah ditengah persawahan atau pemukiman penduduk di daerah Brebes, Bumiayu, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta dan beberapa daerah di Jawa Tengah lainnya. Ada beberapa tempat yang memang sangat dihindari dan tidak pernah digunakan sebagai ruang konsultasi, salah satunya adalah di tengah jalan raya yang banyak lalu-lalang kendaraan dengan kecepatan tinggi itu.


Jenis konselingnya pun bisa beragam meskipun tidak 100% didapat jalan keluarnya, dan harap maklum karena ini konsultan gratisan, yang cuma pantas dilakukan oleh orang-orang kurang kerjaan. Pendek kata, mulai dari persoalan babu (pembantu rumah tangga) yang ditunggangi tuan besarnya sampai ke persoalan hak-hak rakyat yang diselingkuhi oleh wakil rakyatnya. Dari soal presiden yang dianggap salah memilih tempat untuk berdiam diri sampai ke soal rakyat yang merasa kehilangan presidennya. Soal bagaimana cara keluarga-keluarga miskin dapat keluar dari jerat kemiskinan yang akut, mensejarah dan terstruktur sedemikian rupa. Soal tawuran antar-pelajar, soal perkelahian antar kelompok warga, soal krisis identitas dikalangan remaja dan pemuda, soal bunuh diri karena putus cinta, soal mahalnya biaya pernikahan dan potensi meluasnya perzinahan, soal pemilu dan janji-janji politik semasa kampanye, dan lain sebagainya, dan lain-lain sebagainya. Tidak ketinggalan : juga soal meluasnya perilaku korup dikalangan pejabat negara, soal bagaimana kepemimpinan nasional, serta soal bagaimana seharusnya Pemerintah (dan seluruh jajaran aparatur penyelenggara negara) yang terkait dengan persoalan kemiskinan itu dapat bertindak nyata dalam memberantas kemiskinan yang dialami oleh banyak kepala keluarga di Indonesia tanpa harus menunggu tahun 2015 seperti sudah dicanangkan dalam program Millenium Development Goal’s (MDG’s), dan tentu saja tidak dengan cara-cara biadab. Misalnya, memberantas kemiskinan dengan cara membunuh semua penduduk miskin di Indonesia.


Hampir semua jenis persoalan yang dikumandangkan dapat dilayani dengan beragam metode konsultasi/konseling, bahkan tidak jarang dilakukan sambil ngobrol, bercanda, tertawa bebas (cekakakan) tanpa beban, meskipun disadari bahwa semua itu belum tentu bisa dijadikan sebagai jalan keluar, tapi paling tidak bukan malah menambah jumlah beban persoalan. Singkat kata, cuma orang yang mau beranak (melahirkan) dan orang kesurupan (kemasukan arwah gentayangan) atau kena santet saja yang sangat terpaksa tidak dapat dilayani karena Konsultan Ngawur memang bukan ahlinya.


Kehadiran blog ini memang terlambat tetapi belum betul-betul terlambat untuk dilakukan. Apalagi Laotse (orang bijak itu) pernah berkata : “Seseorang tidak hanya bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, tapi juga terhadap hal-hal yang tidak dilakukannya.” Nah… blog ini akan jadi bukti sejarah, bahkan bukti hukum, bahwa selaku warga negara Indonesia, pemilik dan penanggung jawab blog Konsultan Ngawur, sudah melakukan apa yang memang seharusnya dilakukan serta tunduk pada Konstitusi Dasar dan ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia :


Undang-Undang Dasar 1945 (Konstitusi Dasar hasil amandemen), Pasal 27 Ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, Ayat (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara; Pasal 28C Ayat (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 15 Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Catatan penting : apabila ada upaya atau ketentuan lain yang substansinya ingin melawan Konstitusi Dasar dan Undang-Undang HAM di atas maka hal itu harus batal demi hukum dan keadilan.


Sekali lagi, Konsultan Ngawur hadir di dunia maya (blog cybernet) bukan lantaran jatuh dari langit; bukan karena pimpinan parpol dan kalangan aparatur penyelenggara negara sudah sangat cerdas mengatasi persoalan yang bersubstansi pada persoalan salah urus negara; bukan karena rakyat Indonesia sudah bebas dari problem krisis kepemimpinan nasional, krisis kebijakan yang bermuara pada krisis multidimensi; bukan sekedar ingin meramaikan dunia blogger Indonesia, bukan ingin membuat kegaduhan sosial-politik di media sosial, tapi ini benar-benar murni inspirasi dari beragam peristiwa  --  dan karena kurang kerjaan.


Akhirnya... kritik, saran, dan masukan-masukan lain, bahkan jika memang dianggap perlu boleh juga sumpah serapah dan caci-makinya, sangat diharapkan dari Sidang Pembaca Blogger Yang Budiman.


Terima kasih.

Justiciabelen




Ttd :

Konsultan Ngawur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar